Seputar Asuransi

Asuransi Pendidikan Anak vs Tabungan Pendidikan, Mana yang Lebih Baik?

23 February 2023

menyiapkan dana pendidikan anak

Dalam menyiapkan dana pendidikan anak, perlukah membeli asuransi pendidikan atau cukup dengan tabungan pendidikan?

Bagi kamu yang baru memiliki buah hati, pertanyaan di atas mungkin juga pernah terpikirkan. Pasalnya, menyiapkan dana pendidikan memang tak bisa dianggap enteng. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat rata-rata kenaikan uang pangkal pendidikan di Indonesia mencapai 10-15 persen per tahun.

Ini berarti, jika saat ini biaya masuk TK adalah Rp 4 juta, maka untuk persiapan dalam 3-4 tahun mendatang, kamu perlu menyediakan sekitar Rp 5-6 juta.

Pada beberapa kota di Indonesia, kamu bisa menyekolahkan anak dari jenjang SD hingga SMA di sekolah negeri dengan biaya nol rupiah alias gratis. Namun, tentu saja ada syarat dan ketentuan yang perlu dipatuhi. Salah satunya adalah pilihan sekolah yang terbatas, tergantung pada wilayah zonasi yang ditetapkan pemerintah daerah.

Jangan lupa juga bahwa biaya pendidikan tak hanya meliputi uang bangunan dan iuran sekolah, masih ada biaya lainnya seperti biaya untuk membeli buku, seragam, bahkan transportasi menuju sekolah.

Makin terbayang ya nominal yang harus disiapkan tidaklah sedikit.

Sebagian orang tua memiliki asuransi pendidikan anak dalam perencanaan keuangannya. Tak sedikit pula yang mengandalkan tabungan pendidikan untuk masa depan buah hati. Kira-kira, manakah yang lebih baik?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kamu perlu memahami perbedaan keduanya berikut ini.

1. Fungsi asuransi pendidikan anak adalah proteksi bukan investasi

asuransi pendidikan

Asuransi pendidikan adalah salah satu produk asuransi jiwa yang memberikan perlindungan kepada orang tua yang sedang menyiapkan dana pendidikan anak.

Tujuan utama dari asuransi pendidikan adalah memastikan agar anak sebagai tertanggung dapat menempuh pendidikan sesuai waktu yang dipilih dalam kondisi apa pun, terutama saat orang tua tidak bisa lagi menjadi pencari nafkah.

Apabila orangtua meninggal dunia, dana asuransi akan tetap dicairkan untuk kebutuhan pendidikan anak tanpa ada keharusan melanjutkan pembayaran premi.

Umumnya, asuransi pendidikan anak juga memiliki unsur investasi alias unit link atau bukan asuransi murni. Manajer investasi di perusahaan asuransi tersebut akan menanamkan modal premi pada instrumen investasi untuk mendapatkan imbal hasil.

Meski begitu, perlu diketahui bahwa pada dasarnya asuransi merupakan proteksi bukan investasi sehingga mengharapkan return yang tinggi dari produk asuransi adalah tindakan yang kurang bijak.

Alokasi investasi dari premi yang disetor biasanya tidak terlalu banyak sebab ada biaya-biaya lain, seperti biaya admin, biaya asuransi, dan biaya lainnya. Dengan demikian, imbal hasil yang mungkin diperoleh pun tidak akan sebesar produk investasi murni.

Baca juga : Jenis dan Cara Memilih Asuransi Anak Terbaik

Jika ingin nilai pertanggungan yang lebih pasti, kamu bisa memilih asuransi pendidikan anak dwiguna. Berbeda dengan asuransi pendidikan unit link yang menggabungkan asuransi jiwa dengan investasi, asuransi pendidikan dwiguna merupakan gabungan asuransi jiwa dengan tabungan.

Apabila kamu sudah punya prediksi jumlah biaya dan waktu yang diperlukan, asuransi pendidikan dwiguna dapat membantu mengelola dana tabungan sekaligus perlindungan risiko.

2. Tabungan pendidikan lebih aman tapi kurang menguntungkan

Tabungan pendidikan adalah produk simpanan berencana atau berjangka dari bank. Tabungan ini umumnya memiliki jangka waktu mulai dari 2 tahun ke atas. Nasabah harus menyetorkan sejumlah nominal tertentu secara rutin selama jangka waktu tabungan yang dipilih.

Seperti produk perbankan lainnya, tabungan pendidikan dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) asalkan simpananmu kurang dari Rp 2 miliar. Ini berarti apabila terjadi hal buruk pada bank terkait, seperti kebangkrutan, tabunganmu tetap aman karena dijamin oleh LPS.

Keuntungan bunga dari tabungan pendidikan umumnya sekitar 3-3.5% per tahun. Jika dibandingkan dengan bunga tabungan biasa yang hanya berkisar 0-1% per tahun, bunga dari tabungan pendidikan tampak menguntungkan ya?

Sayangnya, seperti yang telah disebutkan di atas, persentase kenaikan biaya pendidikan jauh di atas bunga tabungan berjangka. Dengan kata lain, bunga dari tabungan pendidikan bisa dibilang kurang bisa diandalkan untuk menutupi besarnya kenaikan dana pendidikan.

Mana yang lebih baik?

Asuransi pendidikan menawarkan manfaat lebih lengkap dari tabungan pendidikan, yaitu sebagai proteksi sekaligus tabungan atau investasi. Meskipun tabungan pendidikan juga dilengkapi asuransi jiwa namun biasanya nominalnya jauh lebih kecil daripada asuransi pendidikan.

Jika terjadi hal tak diharapkan pada orang tua, asuransi pendidikan menjamin anak tetap bisa meneruskan sekolahnya bahkan hingga perguruan tinggi, sesuai plan asuransi yang dipilih. Sedangkan, pada tabungan pendidikan, apabila terjadi sesuatu pada pencari nafkah, maka jumlah tabungan pun tidak akan bertambah. Hal ini bisa menjadi ancaman pada rencana pendidikan anak kelak.

Di sisi lain, tabungan pendidikan jauh lebih aman daripada asuransi pendidikan. Jika instrumen investasi pada asuransi pendidikan anjlok, dana pendidikan anak bisa jadi terancam. Sementara, dana tabungan pendidikan yang diperoleh nasabah sudah pasti sesuai dengan dana yang disetorkan.

Dengan kelebihan dan kekurangan di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk rencana pendidikan jangka pendek, misalnya satu hingga dua tahun, tabungan pendidikan cukup bisa diandalkan mengingat kenaikan biaya pendidikan belum terlalu meroket. Sementara untuk jangka panjang, membeli asuransi pendidikan bisa jadi lebih ideal.

Baca juga : Kapan Waktu Terbaik Membeli Produk Asuransi? Cek di Sini!

Pilihan rencana keuangan lain yang lebih menguntungkan

Selain kedua pilihan di atas, sebetulnya ada alternatif yang lebih menguntungkan. Alih-alih menggunakan asuransi pendidikan, sebagai pencari nafkah yang memiliki tanggungan kamu wajib membeli proteksi asuransi jiwa. Dengan begitu, apabila terjadi sesuatu padamu, kebutuhan finansial anak sebagai ahli waris bisa tetap terpenuhi.

Setelah memiliki asuransi jiwa, kamu bisa menyiapkan dana pendidikan menggunakan instrumen investasi murni. Dibandingkan asuransi pendidikan, dana yang dialokasikan untuk investasi tentu bisa lebih besar karena tidak terpotong biaya asuransi dan biaya tambahan lainnya.

Untuk rencana pendidikan jangka panjang, instrumen investasi yang bisa dipilih antara lain, saham atau reksadana dengan keuntungan imbal hasil mulai dari 10 persen per tahun. Sementara, untuk rencana pendidikan jangka pendek kamu bisa memilih instrumen deposito, obligasi, atau surat berharga lainnya dengan kupon (bunga) mulai dari lima persen per tahun.

Demi mendapatkan hasil yang maksimal, tidak ada salahnya memanfaatkan berbagai instrumen keuangan sekaligus dalam perencanaan dana pendidikan. Sepakat?

Artikel Lainnya

Seputar Asuransi

Mengamankan Perlindungan Asuransi dengan Premi Rendah

23 February 2023

Seputar Asuransi

Menyelami Konsep Partial Loss dalam Asuransi

23 February 2023

Seputar Asuransi

Masa Depan Terlindungi: Menyelisik Perbedaan Asuransi dalam Era Digital dan Konvensional

23 February 2023

Seputar Asuransi

Cara Menghindari Asuransi Bodong dan Melindungi Keuangan Anda

23 February 2023

Seputar Asuransi

Sumpah Pemuda dan Semangat Asuransi: Melindungi Masa Depan Indonesia

23 February 2023

Seputar Asuransi

5 Hal Penting yang Perlu Anda Pelajari Polis Asuransi

23 February 2023