Tips & Trik

Punya Planning Beli Sepeda Mahal buat Gowes? Simak Dulu 5 Rambu-Rambu Keuangan Ini

18 December 2020

sepeda mahal buat gowes 

Di masa pandemi Covid-19, masyarakat berupaya mengalahkan kebosanan rutinitas kerja dari rumah dengan mengisi waktu luang dengan berbagai kegiatan. Kini, makin banyak masyarakat yang memilih menekuni aktivitas olahraga luar ruangan seperti jogging dan bersepeda.


Bersepeda menjadi salah satu jenis kegiatan yang sangat digemari, dan bahkan sudah menjadi tren di kalangan masyarakat. Bahkan, tren olahraga sepeda di kala pandemi sudah digilai semua kalangan, dari kalangan bawah, menengah, hingga kalangan atas.
Bicara soal mengikuti tren atau melakukan hobi baru, pastinya ada pengeluaran tambahan yang harus dilakukan. Yang semula tak pernah punya sepeda, tentunya harus membeli sepeda untuk merealisasikan niat bersepeda. Sementara itu, buat yang sudah punya sepeda, bisa jadi rela mengeluarkan bujet lebih untuk membeli sepeda baru yang lebih kekinian, supaya matching dengan sepeda baru rekan-rekannya.
Beli sepeda mahal tentu sah-sah saja. Berapapun harga sepeda yang diincar, tentu kembali kepada kemampuan finansial masing-masing.
Pada prinsipnya, jangan memaksakan diri membeli sepeda puluhan juta rupiah jika kondisi finansialmu belum dikatakan stabil. Oleh karena itu, Lifepal ingin memberikan beberapa “rambu-rambu” finansial bagimu yang ingin membeli sepeda berharga relatif mahal. Tujuan mematuhi “rambu-rambu” ini adalah supaya keuangan tetap stabil, dan hobi bersepeda bisa tetap terealisasi. Simak ulasan lengkapnya berikut ini.

1. Udah punya dana darurat?

Mungkin kamu bertanya, “orang mau beli sepeda, apa hubungannya sama dana darurat?” Dana darurat adalah uang tunai yang tersedia dalam rekening penyimpanan terpisah dari rekening pengeluaran bulanan dan mudah diambil sewaktu-waktu jika kamu membutuhkannya.
Namanya juga dana darurat, dana ini hanya diperuntukkan untuk keadaan darurat, seperti jika tiba-tiba kamu butuh biaya besar untuk renovasi rumah jika terkena bencana, atau untuk mengcover kebutuhan hidup jika kamu mengalami PHK.
Banyak perencana keuangan menyatakan apabila kita masih single maka dana darurat yang diperlukan adalah cukup 3 hingga 6 bulan pengeluaran. Jika sudah berkeluarga, Kita memerlukan dana darurat sebesar 9 atau 12 bulan pengeluaran.
Hmm, kalau pos dana darurat saja belum terisi, masak sih kita mau merogoh kocek dalam-dalam untuk membeli sepeda puluhan juta rupiah? Pertanyaan ini cuma kamu yang bisa menjawabnya.

2. Masih punya cicilan utang?

Ada anekdot di kalangan pekerja Indonesia yang berbunyi “utang memacu semangat kita untuk giat bekerja”. Memang, tidak sepenuhnya persis demikian bunyinya. Namun, intinya, berutang atau mencicil secara kredit adalah salah satu jalan yang banyak dipilih masyarakat untuk membeli aset, baik kendaraan maupun gadget.
Kemudian, utang itulah yang akan memacumu untuk giat bekerja dan tidak mudah menyerah dengan keadaan, asalkan utang dapat dilunasi. Kedengarannya memang positif, namun utang yang tidak sebanding dengan pemasukan tentunya dapat mengganggu keuangan.
Para pakar keuangan menyarankan agar rasio utang kita terhadap pemasukan tidaklah melebihi 35%. Artinya, jangan sampai persentase total cicilan bulanan kita melebihi 35%. Nah, coba perhitungkan dulu, sebelum mencicil sepeda puluhan juta, apakah rasio utangmu masih di batas aman?

3. Sudah mengumpulkan dana pensiun?

Dana pensiun adalah dana yang kita persiapkan untuk masa tua nanti saat sudah tidak bekerja lagi. Buat kamu yang bekerja sebagai karyawan, biasanya perusahaan memotong sebagian gaji bulananmu untuk dimasukkan ke dalam pos dana pensiun.
Kamu yang jadi peserta BPJS Ketenagakerjaan tentu juga memperoleh fasilitas Jaminan Hari Tua (JHT) yang juga disisihkan dari gaji bulananmu. JHT ini kelak dapat dicairkan jika kamu sudah pensiun atau tak lagi bekerja.
Namun, sekalipun perusahaan maupun BPJS Ketenagakerjaan sudah mempersiapkan dana pensiun, kamu tetap harus menyiapkan dana pensiun sendiri. Sebab, hanya kita yang tahu bagaimana gaya hidup kita dan apa tujuan finansial kita di masa pensiun nanti. Jadi, amat disarankan untuk menyisihkan sebagian pemasukan untuk menambah pos dana pensiunmu.

4. Sudah tahu biaya apa saja yang harus dikeluarkan pemilik sepeda?

Memiliki sepeda memang terlihat sederhana. Cukup pergi ke toko sepeda atau memesan lewat toko online, maka sepeda impian sudah di tangan dan siap berangkat gowes.
Namun, ternyata memiliki sepeda, apalagi yang berharga mahal, nyaris sama halnya dengan memiliki sepeda motor, ada beberapa pengeluaran yang rutin dilakukan agar sepedamu tetap dapat berfungsi dengan baik.
Perawatan yang dibutuhkan antara lain servis rutin ke bengkel untuk memeriksa perangkat krusial sepeda, seperti rantai, gigi transmisi, sampai rem. Pemilik sepeda juga harus memastikan apakah part penting pedal seperti bearing dan seal dalam kondisi prima agar terhindar dari kerusakan. Tentu gowes bakal jadi tak menyenangkan jika tiba-tiba part-part tersebut rusak saat di jalan. Di luar itu, kamu juga perlu membeli pelumas untuk melumasi rantai sepeda secara berkala.
Pemilik sepeda juga harus mengeluarkan uang ekstra untuk membeli berbagai aksesoris dasar untuk pesepeda. Sebut saja, kamu pasti membutuhkan helm, pelindung siku dan lutut, sarung tangan, pakaian olahraga yang menyerap keringat, hingga kacamata dan botol minum.

5. Gowes juga butuh proteksi

Segala aktivitas yang kita lakukan sehari-hari tentunya memiliki risiko, termasuk juga aktivitas gowes alias bersepeda. Kita mungkin pernah beberapa kali membaca berita mengenai peristiwa buruk yang dialami orang saat bersepeda, seperti kecelakaan atau pencurian.
Punya sepeda mahal berharga puluhan juta lalu hilang atau dirampas orang saat gowes? Kejadian seperti itu tentu bikin acara gowes jadi tak menyenangkan. Malahan, tidak menutup kemungkinan hal itu membuatmu trauma dan kehilangan selera untuk bersepeda lagi.
Oleh karena itu, gowes juga butuh proteksi. Selain proteksi dalam bentuk asuransi personal accident untuk melindungimu dari biaya pengobatan kecelakaan saat bersepeda, kamu juga butuh asuransi sepeda untuk memproteksi sepedamu.
Asuransi sepeda akan memberikan penggantian dana senilai sepedamu jika hilang. Penggantian juga akan diberikan apabila sepeda mengalami kecelakaan yang mengakibatkan sepeda tersebut rusak parah, termasuk apabila frame sepeda sampai bengkok.
Tapi patut diingat, klaim dapat dilakukan apabila pada saat kejadian, pemilik asuransi sepeda sudah mentaati segala peraturan pemerintah bagi pesepeda. Beberapa aturan yang harus dipenuhi adalah mengenakan kelengkapan safety seperti mengenakan helm pengaman, melengkapi sepeda dengan lampu, spakbor, scotchlite, dan peralatan keselamatan lainnya.
Bagaimana, sudahkah kamu memahami semua rambu-rambu finansial di atas? Jika sudah semua terpenuhi, tak ada alasan lagi untuk menunda keinginanmu memiliki sepeda mahal dan menikmati waktu luang di masa pandemi ini dengan bersepeda.

Tips ini dibuat berkat kerja sama Asuransi Simas Insurtech dan Lifepal.co.id

Artikel Lainnya

Tips & Trik

5 Tips Cerdas Membeli “Sepeda Sultan” Agar Keuangan Tetap Sehat

18 December 2020

Tips & Trik

5 Tips Cerdas Membeli “Sepeda Sultan” Agar Keuangan Tetap Sehat

18 December 2020