Dampak krisis iklim akibat pemanasan global makin jelas di depan mata. Daerah yang sebelumnya tak pernah kebanjiran tiba-tiba diterpa banjir bandang. Tanah longsor terjadi di mana-mana. Kebakaran hutan dan lahan pun merajalela di beberapa negara. Begitu juga tsunami dan gempa. Indonesia sebagai negara yang berlokasi di kawasan Cincin Api Pasifik (Ring of Fire) perlu berhati-hati dan menyiapkan langkah mitigasi.

Mitigasi risiko bencana alam yang mungkin terjadi akibat krisis iklim menjadi upaya penting untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk bencana guna melindungi diri dan menjaga aset yang berharga. Salah satu cara mitigasi adalah memanfaatkan perlindungan dari layanan asuransi.

Hal ini tak lepas dari fungsi asuransi sendiri yang memang bertujuan menghadirkan perlindungan atas berbagai kemungkinan risiko yang merugikan.

Kenapa Perlu Asuransi untuk Antisipasi Krisis Iklim

Seperti disinggung sekilas sebelumnya, Indonesia termasuk negara yang rawan akan bencana alam sebagai dampak krisis iklim. Hampir tiap tahun ada laporan banjir, tanah longsor, kebakaran lahan, dan gempa dengan tingkat kerusakan bervariasi. Ngeri pastinya membayangkan rumah yang sebelumnya ditinggali dengan aman sentosa tiba-tiba ambruk terkena gempa dalam hitungan detik saja.

Orang tidak bisa menyebutkan secara pasti kapan terjadi gempa, seberapa besar magnitudonya, dan daerah mana yang mengalaminya. Begitu juga jenis bencana alam lain yang secara umum tak dapat dipastikan. Jikapun bisa dibuat perkiraan, orang-orang mungkin hanya bisa bersiap untuk menghadapi skenario terburuk, seperti harus mengungsi karena gunung meletus, memperbaiki rumah yang rusak diterjang gempa, atau pindah rumah lantaran jadi langganan banjir.

Upaya antisipasi bisa lebih baik jika memiliki asuransi. Sebab, asuransi berperan layaknya payung yang disediakan ketika langit mendung. Hujan belum tentu turun, tapi keberadaan payung di genggaman akan membuat hati lebih tenang dan nyaman. Jika benar turun hujan, payung bisa segera dikembangkan sehingga aman dari guyuran air yang tak hanya bisa membasahi pakaian, tapi juga mengakibatkan meriang tidak enak badan.

Baca juga : Sejarah Asuransi serta Perkembangannya di Indonesia

Dengan kata lain, asuransi adalah senjata yang bisa disiapkan buat mengantisipasi risiko yang mungkin terjadi kapan pun dan di mana pun tanpa dapat diduga sebelumnya. Makin besar risiko itu, makin penting keberadaan asuransi sebagai jaring pengaman.

Dalam hal dampak krisis iklim, risiko orang yang tinggal di Indonesia bisa dikatakan lebih besar. Khususnya orang yang berdomisili di wilayah rawan bencana seperti banjir, gempa, dan letusan gunung api. Jadi adanya asuransi yang menjamin perlindungan atas risiko bencana itu menjadi hal yang sangat penting.

Selain menjaga aset dari risiko kerusakan atau kehilangan, asuransi dapat melindungi diri dan keluarga dari dampak krisis iklim yang merugikan secara finansial. Penyedia asuransi akan memberikan sejumlah uang pertanggungan sebagai kompensasi jika peserta asuransi mengalami kejadian yang ditanggung dalam polis.

Misalnya seseorang menjadi peserta asuransi yang di dalamnya tercakup jaminan pertanggungan atas risiko banjir di rumah. Maka, ketika rumahnya kebanjiran dan ada kerugian yang terjadi, dia bisa mengajukan klaim uang pertanggungan atas kerugian tersebut kepada pihak asuransi. Nantinya pihak asuransi akan memverifikasi klaim itu dan mencairkan uang pertanggungan ketika menerima klaim berdasarkan hasil verifikasi.

Jenis Asuransi Krisis Iklim

Lantas apa saja jenis asuransi yang bisa dipilih untuk melindungi dari risiko dampak krisis iklim? Sebetulnya belum ada produk asuransi yang secara khusus memberikan jaminan pertanggungan atas kerugian akibat dampak krisis iklim.

Meski begitu, terdapat sejumlah jenis asuransi yang menawarkan perluasan jaminan untuk memberikan perlindungan dari risiko bencana alam, misalnya banjir, gempa, dan kebakaran. Keberadaan asuransi semacam ini terbukti memberikan manfaat bagi nasabah yang memiliki aset bernilai tinggi dan berisiko terkena dampak bencana alam yang merupakan akibat langsung dari krisis iklim.

Seperti dikutip dari Reuters, European Financial Management Association dan lembaga konsultan Capgemini merilis laporan pada 2022 yang mengungkap melonjaknya kerugian perusahaan asuransi dunia hingga 250 persen selama 30 tahun terakhir akibat klaim yang berkaitan dengan bencana alam yang dipandang sebagai dampak perubahan iklim. Artinya, makin banyak peserta asuransi bencana alam yang mengajukan klaim selama periode itu.

Di Indonesia, terdapat Polis Standar Asuransi Gempa Bumi Indonesia terbitan Asosiasi Asuransi Umum Indonesia yang bisa ditengok jika hendak memayungi diri, keluarga, dan aset dari risiko krisis iklim atau bencana lain.

Sayangnya, polis ini tak bisa diperoleh secara langsung sebagai layanan tersendiri. Nasabah mesti menjadi peserta asuransi tertentu dulu karena polis ini umumnya ditawarkan sebagai perluasan jaminan dari polis utama. Salah satunya adalah asuransi properti.

Asuransi properti menjadi pilihan utama untuk mengantisipasi dampak krisis iklim. Misalnya Homi Insurtech yang merupakan layanan dari Asuransi Simas Insurtech. Jaminan perlindungan dari asuransi ini berlaku untuk:

• Bangunan rumah tinggal
• Perabot/peralatan/perangkat yang digunakan di dalam rumah tangga secara permanen dan tak dibawa-bawa atau dipakai secara berpindah tempat (portabel)

Contoh perabot permanen antara lain televisi, kulkas, dan piano. Sedangkan perabot portabel termasuk gadget, laptop, dan kendaraan bermotor. Adapun jaminan perlindungan dasar yang disediakan asuransi ini mencakup:

• Kebakaran
• Petir
• Ledakan
• Kejatuhan pesawat terbang
• Asap

Jadi bila mengalami kerugian akibat kejadian-kejadian itu sesuai dengan polis, nasabah asuransi bisa mengajukan klaim untuk mendapatkan uang pertanggungan. Sedangkan terkait dengan krisis iklim, nasabah dapat memanfaatkan jaminan perluasan yang di dalamnya tercakup perlindungan atas risiko banjir, angin topan, badai, dan kerusakan akibat air serta gempa bumi, letusan gunung api, dan tsunami.

Baca juga : Pengertian Asuransi Rumah All Risk dan Manfaatnya

Bukan hanya itu, perluasan jaminan asuransi properti Homi Insurtech juga meliputi kerugian akibat huru-hara dan kerusuhan. Jadi ibarat sekali dayung, dua-tiga pulau terlampaui. Tak hanya mendapat perlindungan dari risiko dampak krisis iklim, nasabah pun bisa mengamankan diri dari risiko lain ketika menggunakan jaminan perluasan ini.

Bahkan nasabah bisa mendapat perlindungan tambahan di samping asuransi properti dalam rangka mitigasi dampak krisis iklim. Contohnya asuransi penundaan penerbangan pesawat yang bisa melindungi diri dari risiko keterlambatan perjalanan ketika terjadi fenomena alam yang menghalangi pesawat terbang sesuai dengan jadwal.

Akhir kata, jenis asuransi yang pas sebagai pilihan untuk mengamankan diri, keluarga, dan aset dari risiko dampak krisis iklim adalah asuransi properti. Tentu dengan sekaligus mengambil manfaat jaminan perluasan yang disediakan di dalamnya. Melihat makin seringnya kejadian bencana alam yang menimbulkan kerugian keuangan, asuransi ini layak dipertimbangkan.