4 Tips Mudah Pindah Nama Asuransi Mobil

30 August 2018

Entah karena faktor keuangan, kondisi mobil, atau pekerjaan, ada kalanya kamu terpaksa harus menjual mobil pribadi yang masih dalam masa cicilan. Jika memang kondisi ini sedang menimpamu, asuransi mobil menjadi hal yang sangat penting dan krusial untuk kamu maupun bagi calon pembeli mobil. Kedua belah pihak ini harus memahami dengan seksama tentang syarat dan ketentuan yang ditetapkan oleh perusahaan asuransi.

Jika mobil sudah berpindah tangan, biasanya ada beberapa penawaran yang sudah tak berlaku lagi dari pihak perusahaan asuransi. So, jika keduanya tidak teliti bisa-bisa pembeli merasa rugi dan melempar protes ke kamu sebagai penjual.

Sebelum semua ini terjadi, ada baiknya jika kamu berniat menjual mobil yang masih dalam tahap cicilan memahami proses pindah nama asuransi berikut ini.

1. Cek kondisi mobil

Sebelum memutuskan untuk menjual mobil ada baiknya periksa dulu semua kondisinya. Bukan cuma kondisi fisik, melainkan juga kondisi mesinnya. Ini bertujuan untuk menghindari kekurangan yang terlewatkan.

Jika memang ada bagian yang kurang oke, ada baiknya bawa ke bengkel lebih dulu. Ini wajib kamu lakukan sebagai pihak penjual supaya calon pembeli merasa puas. Nggak ada kan orang yang mau membeli mobil bermasalah?

Memastikan kondisi mobil dalam keadaan prima juga meminimalisir keluhan dari pembeli jika mobil kamu sudah berpindah tangan dan kamu bisa mematok harga jual yang jauh lebih tinggi.

2. Siapkan kelengkapan dokumen mobil

Selain menyiapkan kondisi mobil yang prima, kamu juga perlu menyiapkan kelengkapan dokumen mobil itu sendiri. Dokumen yang dibutuhkan jika menjual mobil yang masih dalam cicilan adalah STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) dan dokumen yang terkait dengan cicilan dengan pihak bank.

Jika kamu tidak memiliki dokumen yang lengkap, bisa jadi mobilmu dianggap sebagai barang curian.

Setelah menyiapkan STNK dan dokumen dari pihak bank, kamu juga perlu menyiapkan faktur sebagai identitas awal mobil. Dari faktur ini bisa diketahui apakah kamu pemilik pertama atau kedua yang hendak menjual mobil pada orang ketiga.

Oh, ya BPKB juga harus kamu siapkan sebagai bukti bahwa mobil tersebut adalah milikmu.

3. Menyiapkan kelengkapan asuransi

Sebagai pemilik, kamu memiliki kewajiban untuk memberitahukan kondisi mobil sepenuhnya. Kondisi di sini bukan hanya soal keadaan mobil secara fisik, melainkan juga tentang kelengkapan dokumen kepemilikan, dan prosedur asuransi yang tengah berlangsung pada mobil tersebut.

4. Tidur dengan kasur orthopedic atau kasur yang nyaman

Salah satu pemicu badan pegal dan berujung dengan nyeri tulang belakang adalah posisi tidur salah. Kadang kita bahkan kerap abai dengan kondisi kasur dan jenis kasur yang digunakan.

Pastikan untuk mengecek dengan seksama jenis asuransi apa yang kamu berikan pada si mobil. Apakah asuransi TLO (Total Loss Only) atau asuransi All Risk.

Cantumkan juga apakah ada hal-hal yang bersifat perluasan atau tambahan perlindungan yang sudah lebih dulu diajukan kepada pihak perusahaan asuransi

Setelah itu, kamu harus menginformasikan pada calon pembeli tentang besarnya polis yang harus dibayar dan masa berlaku asuransi mobil kamu.

4. Menginformasikan perusahaan asuransi

Langkah terakhir jika kamu akan menjual mobil adalah menginformasikan pada perusahaan asuransi jika mobil akan berpindah tangan dan kamu akan melakukan proses balik nama polis asuransinya.

Kebanyakan mobil baru yang dibeli secara kredit biasanya asuransinya sudah dijual satu paket. Oleh karena itu, segala hal yang berkaitan dengan mobil tersebut harus diketahui oleh pihak perusahaan asuransi secara teperinci.

Proses balik nama polis asuransi ini tak hanya kamu sampaikan kepada perusahaan asuransi secara lisan, tetapi juga sesuai perjanjian yang telah disepakati dan ada hitam di atas putih. Ini perlu dilakukan sebagai bentuk jaminan kepemilikan mobil bagi pihak pembeli.

Jadi, sewaktu-waktu mobil sudah berpindah tangan ke pihak pembeli, dan mengalami risiko, kamu sebagai pemilik lama nggak perlu repot-repot mengajukan klaim.

Namun jika proses jual beli ini tidak dilaporkan pada perusahaan pembiayaan, perusahaan asuransi tidak memiliki kewajiban untuk mengabulkan klaim atas kerugian yang telah ditimpa mobil tersebut meski kerugian sesuai dengan polis yang disepakati. Hal ini sesuai dengan peraturan resmi yang dikeluarkan oleh regulator dalam dalam Polis Standar Asuransi Kendaraan Bermotor Indonesia (PSAKBI).