Wajib Tahu! Cara Mendapatkan Sertifikat Vaksin dan Stambum Hewan Kesayangan

26 October 2018

Tak sedikit dari para pecinta hewan peliharaan, khususnya kucing dan anjing, belum cukup tahu perawatan lengkap untuk hewan-hewan ini. Apalagi, jika ini kali pertama memelihara hewan. Selain menyediakan fasilitas untuk si kucing/anjing dan perawatan teratur, kedua hewan ini juga perlu dilindungi dari ancaman penyakit berbahaya. Cara terbaik untuk melindungi tubuh mereka adalah vaksin. Namun, bukan sembarang vaksin yang dilakukan non-expert, melainkan vaksin yang bersertifikat.

Sertifikat vaksin bisa didapat setelah vaksin dari dokter hewan yang berwenang. Karena itu, jika kamu berniat memvaksin anjing/kucing peliharaanmu, buatlah janji dengan dokter hewan terlebih dahulu.

Jika hewan kucing/anjing kesayanganmu sudah divaksin, lazimnya kamu akan diberi sertifikat dalam bentuk lembaran lipat yang distempel klinik dan ditanda tangan dokter hewan pemberi vaksin. Selain itu, sertifikat memuat:

• Tabel informasi tanggal divaksin
• Checklist jenis vaksin yang diberikan
• Potongan vaksin dari botol yang digunakan
• Nama jelas dokter hewan, tanda tangan, dan stempel lembaga yang mengeluarkan sertifikat

Periksa kembali, semua poin di atas wajib terisi pada tempatnya dan tidak terlewatkan. Sertifikat vaksin adalah bukti sah pemberian vaksin hewan kesayanganmu. Jadi, jangan ambil risiko dengan penanganan vaksin yang tidak tepercaya.

Selain mengetahui riwayat kesehatan hewan kesayangan, memiliki sertifikat juga akan berguna seumpama terjadi kondisi tertentu.

Selain sertifikat bukti vaksin, akan ada gunanya pula memiliki sertifikat kelahiran hewan kucing/anjing. Adapun sertifikat ini berguna apabila kamu hendak memberikan perlindungan penuh pada hewan peliharaan, semisal dengan asuransi hewan peliharaan. Biasanya, penerbit pet insurance mempersyaratkan kepemilikan sertifikat stambum (untuk anjing) atau ICA (untuk kucing) terkait pertanggungan risiko yang akan diberikan.

Sekilas Tentang Stambum, Sertifikat Silsilah Peranakan Anak Anjing

Stambum diambil dari bahasa Belanda, stamboom, yang berarti ‘silsilah’. Sertifikat stambum dikeluarkan oleh Perkin (Perkumpulan Kinologi Indonesia) dan memuat informasi silsilah si hewan hingga empat generasi sebelumnya. Sama seperti sertifikat vaksin, stambum merupakan bukti tertulis yang diterbitkan dalam bentuk lembaran. Bedanya, stambum berisi keterangan lahir puppy keturunan dua ekor anjing yang juga sudah memiliki stambum.

Proses pembuatan stambum relatif simple, asalkan kedua orang tua si puppy sudah tercatat di Perkin, notabene punya stambum juga.

Namun, jangan khawatir jika kamu belum mendaftarkan puppy. Pihak terkait akan membantu proses membuatnya. Kamu bisa menghubungi pihak Perkin yang berada di wilayah tempat tinggalmu di Indonesia atau mengunjungi website-nya (http://www.perkin.or.id). Proses pembuatan stambum mengharuskan kamu selaku pemilik:

• Lapor Pacak, jika ingin mengawinkan hewan peliharaan.
• Lapor Lahir, maksimal 8 hari setelah anak lahir.
• Permohonan Silsilah Sepenganakan, jangka waktu maksimal 3 bulan.
• Pentatoan, telinga anjing akan ditato sesuai dengan nomor yang ada di stambum.

Lain Halnya dengan Sertifikat Kucing, ICA (Indonesian Cat Association)

Bagaimana dengan kucing, apakah sertifikat stambum juga berlaku? Ya, tapi istilahnya berbeda.

Sertifikat silsilah keturunan anak kucing dikeluarkan oleh ICA (Indonesian Cat Association). Sertifikat ini menunjukkan keturunan anak kucing hingga beberapa generasi sebelumnya. Organisasi ICA resmi diakui FIFe (Federation International Feline) sejak 2007. ICA sendiri dibentuk pada 1 April 2003 oleh sekumpulan penyayang kucing yang bertujuan memberikan pelayanan dan pembinaan pada para anggotanya secara profesional dan juga transparan.

Kegiatan yang dilakukan ICA

• Melindungi dan menjaga kemurnian kucing ras.
• Menerbitkan silsilah kucing.
• Mengawasi dan membina pengembangbiakan kucing.

Cara memperoleh sertifikat ICA

Mengunduh formulir secara online di http://ica.or.id, kemudian melanjutkan prosesnya dengan menghubungi cabang ICA yang tersebar di seluruh Indonesia.