Tips & Trik

Memahami Gempa Bumi Tidak Sama Dengan Bencana

13 August 2018

Memahami Gempa Bumi Tidak Sama Dengan Bencana

Gempa bumi memiliki dua dimensi yang satu sama lain berbeda, yakni dimensi fisika dan dimensi sosial. Dilihat dari dua dimensi tersebut, gempa bumi tak bisa dianalogikan sebagai bencana.

Kata Ahli soal gempa bumi

Peneliti dari Kelompok Keahlian Geodesi Institut Teknologi Bandung (ITB) Irwan Meilano menyatakan, jika kedua dimensi tidak saling bertemu atau dipertemukan, maka tidak akan jadi bencana. Atau jika dua dimensi tersebut saling bertemu namun dimensi sosialnya memiliki kekuatan, juga tidak akan terjadi bencana.

“Jadi memahami gempa bumi penting sebagai sebuah pengetahuan dan itu keharusan. Tapi jangan kita ketakutan karena bencana dan gempa dua dimensi yang berlainan. Bencana dan gempa bukan berkolerasi, kita punya kesempatan untuk tidak jadi korban dan kita punya kesempatan untuk membantu yang lain,” katanya.

Menurutnya, ketidaktahuan memicu ketakutan dan kepanikan terhadap gempa bumi. Ketidaktahuan akan mendorong orang mencari tahu atau informasi. Sayangnya, informasi yang didapat tidak benar bahkan hoax. Hoax tersebut kemudian menyebar dan memicu ketakutan massal.

Maka gempa bumi penting dipahami dengan pendekatan ilmu pengetahuan, misalnya memahami potensi bencana. Hal ini akan mendorong pada tindakan yang benar dalam menyikapi gempa bumi atau fenomena alam lainnya.

Dimensi Gempa Bumi

Dosen ITB tersebut kemudian mengungkap bahwa mitigasi bencana gempa bumi juga memiliki dua dimensi, yakni struktural dan non struktural. Konteks struktural misalnya membuat bangunan tahan gempa sesuai dengan standar nasional Indonesia (SNI).

“Tapi ada yang sosial sebetulnya, non struktural. Ini penting sekali,” katanya, dalam Geoseminar “Patahan Lembang: Fakta dan Realita” di Auditorium Badan Geologi, Jalan Diponegoro, Bandung, baru-baru ini.

Mitigasi non struktural bersifat sosial, misalnya sejauh mana kita menjalin hubungan sosial dengan masyarakat sekitar; atau sejauh mana hubungan baik dengan tetangga terdekat; seberapa baik mengenal lingkungan sekitar, seberapa baik melihat lingkungan yang mungkin mendapat goncangan paling besar, dan seterusnya.

“Kita selamat dan tidak sangat tergantung dengan seberapa dekat kita dengan tetangga. Jadi tetanggalah yang akan menyelamatkan kita jika sesuatu terjadi,” katanya.

Mengenai hubungan manusia dan lingkungan, ia menuturkan kejadian gempa bumi Cianjur yang diikuti bencana tanah longsor pada 2009. Bencana tanah longsor ini bisa dimitigasi dengan memerhatikan lingkungan sekitar.

“Jadi memahami bencana hal penting dengan begitu kita siap-siap. Bukan siap-siapnya panik terus kemudian dikemasin barangnya. Memahami lingkungan fisik dan sosial kemudian merupakan upaya terbaik untuk mengurangi resikonya,” terangnya.

Peneliti dari Pusat Survei Geologi (PSG) Asdani menambahkan, Badan Geologi sudah membuat peta mikrozonasi yang fungsinya untuk mengarahkan pembangunan tata ruang kota. Di dalam peta ini, masing-masing wilayah ditandai dengan warna merah, kuning dan biru.

Wilayah rawan gempa bumi

Wilayah dengan warna merah artinya rentan terhadap bahaya gempa bumi dan harus diwaspadai. Warna kuning dengan tingkat kerentanan sedang, dan warna biru yang artinya aman. Dalam peta juga dijelaskan jenis-jenis fasilitas yang masuk dalam kategori utama dengan standar bangunan SNI seperti rumah sakit, telkomunikasi, gedung pemerintahan, pemadam kebakaran.

“Kalau kita tahu wana merah, hati-hati,” katanya. Salah satu kehati-hatian itu misalnya ketika membangun rumah.

“Kalau membangun rumah, jangan dibiarkan saja sama tukang harus diawasi tukang itu. Di situ letak kealfaan dalam mengawasi. Kadang besi betonnya tak ditekuk, padahal ada persyaratan, kolom-kolom ada kerapatan, di sudut lebih rapat di bandingkan tengah,” paparnya.

Ia juga mengingatkan bahwa kepedulian sangat penting dalam menyikapi gempa bumi. Jika gempa buminya kuat, disarankan agar keluar rumah sampai situasi reda. “Biasanya gempa turun dari besar ke kecil. Beda dengan di Lombok dari besar ke besar karena sistemnya beda,” terangnya.

Artikel Lainnya

Tips & Trik

Panduan Lengkap: Konsep Jumlah Uang Pertanggungan dalam Asuransi

13 August 2018

Tips & Trik

Menjelajahi Aspek Penting dari Pertanggungan Under Insured dalam Asuransi

13 August 2018

Tips & Trik

Tips Jitu Menjaga Rumah Agar Awet dan Tahan Lama

13 August 2018

Tips & Trik

Peran Proximate Cause dalam Menentukan Pertanggungan Asuransi

13 August 2018

Tips & Trik

Penjelasan tentang Jaminan Perluasan dan Manfaatnya dalam Asuransi

13 August 2018

Tips & Trik

Mengamankan Perlindungan Asuransi dengan Premi Rendah

13 August 2018

Tips & Trik

Tentukan Pilihan Terbaik Untuk Membangun Kembali Rumah Anda

13 August 2018

Tips & Trik

Jenis-Jenis Tsunami: Pengertian, Penyebab, dan Dampaknya

13 August 2018

Tips & Trik

Tips Merenovasi Rumah Tua agar Sesuai dengan Gaya Hidup Modern

13 August 2018

Tips & Trik

Begini Pengaruh Kamar Tidur Terhadap Kualitas Tidur Anda

13 August 2018

Tips & Trik

Rahasia di Balik Pengecualian Asuransi Rumah terhadap Barang Antik

13 August 2018

Tips & Trik

Smart Home untuk Kehidupan yang Lebih Cerdas, Apa Itu?

13 August 2018

Tips & Trik

Manfaat Luar Biasa Meminum Jamu untuk Kesehatan Tubuh

13 August 2018

Tips & Trik

Tips Memilih Asuransi Kebakaran Rumah Terbaik dan Syarat Daftarnya

13 August 2018

Tips & Trik

4 Hal Penting Saat Mencari Asuransi Kendaraan

13 August 2018

Tips & Trik

Tips Agar Tetap Aman Naik Pesawat di Tengah Heboh Corona

13 August 2018

Tips & Trik

Mudah merawat mobil setelah kehujanan

13 August 2018

Tips & Trik

Akhir tahun adalah waktu membeli mobil yang tepat? Ini keuntungannya

13 August 2018