Seputar Asuransi

Inilah Perbedaan dari Tornado dan Puting Beliung

27 January 2021

puting beliung di simasinsurtech

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyatakan pusaran angin yang terjadi kerap terjadi di Indonesia adalah fenomena puting beliung. Kepala Sub Bidang Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, Siswanto mengatakan fenomena itu berasal dari awan Cumulonimbus (Cb).


Siswanto membeberkan bagaimana puting beliung bisa terbentuk. Menurutnya, awan Cb super sel dan membentuk gugus awan umumnya menghasilkan cuaca yang cukup berdampak di area di bawahnya. Citra radar menunjukkan bahwa hujan yang terjadi di wilayah itu bervariasi, mulai tingkat sedang hingga lebat.
Baca juga : Memahami Gempa Bumi Tidak Sama Dengan Bencana.
Golakan yang terjadi di dalam Awan Cb yang terjadi oleh proses mikrofisika itu, bisa menghasilkan tiga fenomena cuaca lokal, seperti angin kencang dari dasar awan (downburst) dan bisa membentuk pusaran angin disebut puting beliung.
Kemudian, awan ini juga dapat menghasilkan hujan disertai es (hail) yang berasal dari gumpalan kristal es keluar dari proses golakan dan downburst tadi.
“Ketiga, petir yang dapat dihasilkan dari loncatan listrik karena beda potensial antar elemen beda muatan di dalam awan, antar awan dengan awan, atau antar awan dengan permukaan bumi,” ujar Siswanto.
Dari kajian yang dilakukan, Siswanto juga menyampaikan puting beliung bisa terbentuk jika di bawah awan Cb terdapat potensi pusaran angin yang dihasilkan dari low level windshear atau geser angin (beda kecepatan angin), baik secara mendatar maupun vertikal di bawah awan hingga dekat permukaan.
“Kalau di darat namanya puting beliung, kalau di atas air (danau) atau di selat atau laut namanya waterspout. Fenomenanya sama. Pusaran angin yang terbentuk dari bagian dasar awan menyerupai bentuk belalai yang bergerak meliuk dan dapat merusak apa saja yg dilaluinya,” ujarnya.

Puting Beliung di Wonogiri Berjenis Waterspout

Prakirawan cuaca BMKG, Nanda Alfuadi menjelaskan pusaran angin yang terjadi di Wonogiri adalah fenomena waterspout, yaitu pusaran angin yang terjadi dari awan Cumulunimbus di atas permukaan air. Waterspout memiliki mekanisme pembentukan dan ciri yang sama dengan tornado.
Baca juga : [INFOGRAFIK] Bye Bye Worries dari Bencana yang Menyebabkan Rumah Rusak.
“Hanya saja waterspout terjadi di atas permukaan air, sedangkan tornado di atas daratan,” ujar Nanda.
Nanda menjelaskan tornado adalah fenomena angin yang berputar secara vertikal dari awan Cb di atas permukaan daratan. Tornado terjadi akibat perbedaan suhu udara di wilayah pembentukan tornado tadi yang lebih hangat dibandingkan lingkungannya.
“Sehingga mendorong naiknya massa udara hangat ke atmosfer lapisan atas yang kemudian bertemu dengan massa udara dingin dan kering di lapisan atas sehingga mendorong terbentuknya vortex (pusaran angin) yang kemudian turun ke atmosfer bawah hingga terkadang dapat menyentuh permukaan tanah,” ujarnya.
Baca juga : Asuransi Kerugian Banjir dan Bencana Lainnya.

Beda Puting Beliung dan Tornado

Terdapat beberapa perbedaan puting beliung dengan tornado, misalnya tornado umumnya terjadi di daerah lintang tinggi, sedangkan puting beliung di daerah lintang rendah (dekat ekuator).
Kemudian, tornado terjadi karena adanya front (daerah pertemuan massa udara dingin dari kutub dengan massa udara hangat dari tropis), sedangkan puting beliung terjadi karena proses konvektif dari simpanan energi di permukaan bumi akibat radiasi matahari yang maksimal dari beberapa hari sebelumnya.
Selain itu, tornado memiliki intensitas atau kecepatan angin di pusaran angin yang tinggi (maksimum mencapai skala Fujita 5), sedangkan puting beliung memiliki intensitas atau kecepatan angin di pusaran angin yang lebih rendah (umumnya hanya mencapai skala Fujita 2)
“Kriteria waterspout (fenomena pusaran angin di Wonogiri hampir sama dengan puting beliung),” ujar Nanda.
Secara statistik, Nanda juga menjelaskan puting beliung terjadi di wilayah dengan pemanasan dan penyimpanan energi dari sinar matahari maksimal. Oleh karena itu cenderung lebih sering terjadi di wilayah dengan vegetasi atau tutupan lahan oleh tumbuhan yang kurang, misalnya persawahan, padang rumput, perumahan, hingga lapangan, meskipun masih berpotensi terjadi di wilayah lainnya.
Baca juga : Ancaman Bencana Akibat Fenomena El Nino dan La Nina di Indonesia.
Secara statistik juga, dia berkata puting beliung terjadi di pada periode musim peralihan antara musim hujan ke musim kemarau atau sebaliknya dan pada periode musim hujan. Pada periode tersebut, penyinaran Matahari lebih optimal di wilayah Indonesia dan kandungan uap air pembentuk awan Cb, dimana puting beliung dan tornado terjadi lebih mudah terbentuk dibandingkan pada saat musim kemarau.
“Oleh karena itu masyarakat diharapkan untuk lebih memperhatikan lingkungannya dan tetap waspada jika berada pada lokasi dan periode pada kriteria di atas,” ujarnya.
Melansir National Geographic, tornado dapat terjadi kapan saja sepanjang tahun, tetapi lebih sering terjadi pada awal musim semi untuk negara bagian di sepanjang Teluk Meksiko. Tornado paling ganas berasal dari supercell, badai petir besar yang sudah berotasi. Sekitar satu dari seribu badai menjadi supercell dan satu dari lima atau enam supercell menghasilkan tornado.
Baca juga : Ketahui Manfaat Menggunakan Air Purifier di Rumah.
Meskipun dapat terjadi kapan saja, siang atau malam, kebanyakan tornado terbentuk pada sore hari. Saat itu, Matahari telah memanaskan tanah dan atmosfer cukup untuk menghasilkan badai petir. Tornado terbentuk saat udara hangat dan lembab bertabrakan dengan udara dingin dan kering. Udara dingin yang lebih padat didorong oleh udara hangat biasanya menghasilkan badai petir.
Udara hangat yang naik melalui udara yang lebih dingin dapat menyebabkan aliran udara ke atas. Aliran itu akan mulai berputar jika kecepatan atau arah angin berubah tajam. Saat aliran udara ke atas berputar, yang disebut mesocycle akan menarik lebih banyak udara hangat dari badai yang bergerak, kecepatan rotasinya meningkat.
Udara dingin yang dipicu oleh aliran jet, gelombang angin yang kuat di atmosfer kemudian memberikan lebih banyak energi. Tetesan air dari udara lembab mesocyclone pada saat bersamaan juga membentuk awan corong. Corong itu terus berkembang dan akhirnya turun dari awan. Saat menyentuh tanah, itu menjadi tornado.
Walaupun berbeda namun kedua badai ini sama-sama berbahaya dan memiliki kekuatan yang bisa menghancurkan dinding rumah sekalipun. Untuk itu pastikan rumahmu telah memiliki perlindungan Asuransi yang menjamin risiko bencana alam seperti puting beling, gempa, ledakan gunung berapi, tsunami dan bencana alam lainnya. Homi Insurtech bisa menjadi solusi perlindungan rumah yang kamu butuhkan, segera kunjungi simasinsurtech.com sekarang juga.
Sumber : cnnindonesia.com | Judul : “Beda Tornado dan Puting Beliung yang Terjang Wonogiri”

Artikel Lainnya

Seputar Asuransi

Rahasia di Balik Pengecualian Asuransi Rumah terhadap Barang Antik

27 January 2021

Seputar Asuransi

Smart Home untuk Kehidupan yang Lebih Cerdas, Apa Itu?

27 January 2021

Seputar Asuransi

Keuntungan Struktural dari Penggunaan Batu Alam dalam Bangunan

27 January 2021

Seputar Asuransi

Membeli Rumah Bekas: Mengapa Ini Bisa Menjadi Keputusan yang Tepat

27 January 2021

Seputar Asuransi

KPR Rumah Tenor Pendek dan Panjang: Mana yang Cocok untuk Anda?

27 January 2021

Seputar Asuransi

Melindungi Rumah dari Angin Kencang: Tips Pencegahan dan Pentingnya Asuransi Rumah

27 January 2021

Seputar Asuransi

Rahasia di Balik Pengecualian Asuransi Rumah terhadap Barang Antik

27 January 2021

Seputar Asuransi

Smart Home untuk Kehidupan yang Lebih Cerdas, Apa Itu?

27 January 2021

Seputar Asuransi

Keuntungan Struktural dari Penggunaan Batu Alam dalam Bangunan

27 January 2021

Seputar Asuransi

KPR Rumah Tenor Pendek dan Panjang: Mana yang Cocok untuk Anda?

27 January 2021

Seputar Asuransi

Melindungi Rumah dari Angin Kencang: Tips Pencegahan dan Pentingnya Asuransi Rumah

27 January 2021

Seputar Asuransi

Menjaga Keindahan Lantai Kayu dengan Perawatan yang Tepat

27 January 2021

Seputar Asuransi

Smart Home untuk Kehidupan yang Lebih Cerdas, Apa Itu?

27 January 2021

Seputar Asuransi

Keuntungan Struktural dari Penggunaan Batu Alam dalam Bangunan

27 January 2021

Seputar Asuransi

Membeli Rumah Bekas: Mengapa Ini Bisa Menjadi Keputusan yang Tepat

27 January 2021

Seputar Asuransi

KPR Rumah Tenor Pendek dan Panjang: Mana yang Cocok untuk Anda?

27 January 2021

Seputar Asuransi

Melindungi Rumah dari Angin Kencang: Tips Pencegahan dan Pentingnya Asuransi Rumah

27 January 2021

Seputar Asuransi

Menjaga Keindahan Lantai Kayu dengan Perawatan yang Tepat

27 January 2021

Seputar Asuransi

Rahasia di Balik Pengecualian Asuransi Rumah terhadap Barang Antik

27 January 2021

Seputar Asuransi

Smart Home untuk Kehidupan yang Lebih Cerdas, Apa Itu?

27 January 2021

Seputar Asuransi

Membeli Rumah Bekas: Mengapa Ini Bisa Menjadi Keputusan yang Tepat

27 January 2021

Seputar Asuransi

KPR Rumah Tenor Pendek dan Panjang: Mana yang Cocok untuk Anda?

27 January 2021

Seputar Asuransi

Melindungi Rumah dari Angin Kencang: Tips Pencegahan dan Pentingnya Asuransi Rumah

27 January 2021

Seputar Asuransi

Menjaga Keindahan Lantai Kayu dengan Perawatan yang Tepat

27 January 2021

Seputar Asuransi

Smart Home untuk Kehidupan yang Lebih Cerdas, Apa Itu?

27 January 2021

Seputar Asuransi

Keuntungan Struktural dari Penggunaan Batu Alam dalam Bangunan

27 January 2021

Seputar Asuransi

Membeli Rumah Bekas: Mengapa Ini Bisa Menjadi Keputusan yang Tepat

27 January 2021

Seputar Asuransi

KPR Rumah Tenor Pendek dan Panjang: Mana yang Cocok untuk Anda?

27 January 2021

Seputar Asuransi

Melindungi Rumah dari Angin Kencang: Tips Pencegahan dan Pentingnya Asuransi Rumah

27 January 2021

Seputar Asuransi

Mimpi Punya Rumah? Manfaatkan Diskon Pajak PPN untuk Periode Juli-Desember 2024!

27 January 2021