Tips & Trik

Hati-hati, Penyakit Langka dan Sederet Kondisi Ini Umumnya Tak Ditanggung Asuransi

25 May 2023

Kondisi yang Tak Ditanggung Asuransi

Asuransi kesehatan memang merupakan sarana penting dalam melindungi diri dari risiko finansial yang bisa muncul akibat masalah kesehatan yang tak terduga. Namun sebagai konsumen kita harus cermat karena tidak semua penyakit dan kondisi medis ditanggung oleh asuransi, termasuk penyakit langka dan kanker.

Asuransi umumnya tak mencakup perlindungan atas risiko biaya pengobatan penyakit langka, kanker, serta sederet penyakit dan kondisi medis lain yang membutuhkan biaya tinggi. Pelawak tersohor Nunung bahkan dikabarkan sampai harus menjual dua rumahnya untuk tambahan biaya perawatannya akibat menderita kanker payudara. Terbayang, kan, betapa besar uang yang harus disiapkan jika terkena penyakit ini?

Biaya perawatan pasien kanker memang mahal, bisa puluhan juta rupiah per sesi kemoterapi yang biasanya dilakukan tiap bulan. Begitu juga penyakit langka yang belum ada obatnya. Yang jadi masalah, kadang orang tak memperhatikan informasi tentang sejumlah penyakit yang umumnya tak ditanggung asuransi ini ketika membeli polis.

Daftar Penyakit yang Tak Ditanggung Asuransi

Ketika akan menjadi peserta asuransi kesehatan, jangan sampai hanya berfokus pada sederet manfaat yang dijanjikan. Perhatikan pula klausul tentang pengecualian atau risiko kesehatan yang tidak ditanggung seperti penyakit langka agar tidak salah paham.

Berikut ini daftar penyakit yang umumnya tak ditanggung asuransi:

1. Penyakit pre-existing

Penyakit pre-existing adalah penyakit yang sudah ada sebelum seseorang menjadi peserta asuransi kesehatan. Penyakit ini bisa mencakup berbagai masalah kesehatan, seperti diabetes, hipertensi, asma, penyakit jantung, penyakit autoimun, penyakit ginjal, dan penyakit lain. Kondisi medis seperti riwayat kanker, cedera permanen, kelainan bawaan, penyakit langka, atau gangguan genetik juga bisa masuk di dalamnya.

Asuransi kesehatan sering kali memiliki ketentuan yang mengatur penyakit pre-existing. Karena asuransi kesehatan umumnya dirancang untuk menyediakan perlindungan atas risiko kesehatan yang tak terduga, beberapa perusahaan bisa mengecualikan penyakit pre-existing dari cakupan perlindungan atau menerapkan periode tunggu tertentu sebelum bisa menanggungnya.

Baca juga : Asuransi Jiwa atau Asuransi Kesehatan, Mana yang Kamu Perlukan?

2. Penyakit kronis

Penyakit kronis adalah penyakit yang berlangsung dalam jangka waktu lama dan cenderung memburuk seiring dengan waktu. Penyakit ini biasanya tak dapat disembuhkan sepenuhnya, tapi bisa dikendalikan dengan perawatan medis yang tepat.

Pengobatan dan perawatan penyakit kronis seperti artritis, diabetes, dan hipertensi yang bersifat jangka panjang dan berkelanjutan bisa sangat mahal. Itu sebabnya penyakit ini tak masuk skema pertanggungan asuransi. Asuransi juga bisa mematok batas jumlah pembayaran atau persentase pembayaran tertentu untuk penyakit ini lantaran adanya risiko keuangan jangka panjang.

3. Penyakit bawaan

Penyakit bawaan adalah kondisi medis yang dialami seseorang sejak dalam kandungan atau sesaat setelah lahir. Kondisi yang juga sering disebut sebagai kelainan bawaan atau kondisi kongenital ini antara lain mencakup kelainan struktural, fungsional, atau genetik pada organ atau sistem tubuh. Contohnya kelainan jantung bawaan, sindrom Down, dan spin bifida.

Sebagian besar penyakit bawaan memerlukan pengobatan seumur hidup sehingga biaya yang dikeluarkan pasti tinggi. Perusahaan asuransi tak memberikan perlindungan atas risiko penyakit bawaan karena bisa mengalami masalah keuangan bila harus menanggung biaya ini.

4. Penyakit kritis

Penyakit kritis adalah penyakit yang serius dan berat yang mengancam jiwa atau mengganggu fungsi organ tubuh secara signifikan. Misalnya kanker, serangan jantung, gagal ginjal, dan stroke yang memerlukan perawatan medis yang intensif dan mahal.

Asuransi kesehatan biasanya tak memasukkan penyakit ini ke daftar perlindungan karena tingginya ongkos yang mesti dikeluarkan. Selain itu, pasien penyakit kritis membutuhkan perawatan jangka panjang. Makanya penyakit ini termasuk kondisi medis yang dikecualikan.

mengecek kesehatan

5. Penyakit langka

Penyakit langka adalah penyakit yang jarang ditemukan di tengah masyarakat. Penyakit ini sering kali kurang begitu dipahami dan pengetahuan tentangnya masih sangat terbatas. Karena itu, dokter lebih sulit membuat diagnosis yang akurat dan memberikan penanganan yang efektif. Hal itu membuat perusahaan asuransi ragu memberikan perlindungan karena mungkin kesulitan menilai risiko dengan tepat.

Terlebih sebagian besar penyakit langka memerlukan perawatan intensif, pengobatan khusus, dan obat-obatan yang mahal. Tingginya biaya ini membuat perusahaan asuransi enggan menyediakan perlindungan karena bisa berdampak negatif terhadap kestabilan keuangan mereka.

Baca juga : Tips Menurunkan Premi Asuransi tanpa Mengurangi Manfaatnya

6. Masalah psikologis

Masalah psikologis merujuk pada kondisi kesehatan mental yang berpengaruh terhadap pikiran, suasana hati, perilaku, dan fungsi sehari-hari seseorang. Contohnya depresi, gangguan kecemasan, gangguan bipolar, gangguan makan, dan skizofrenia.

Dalam cakupan perlindungan asuransi, kesehatan mental sering dianggap sebagai bagian terpisah dan bisa dikenai batasan atau ketentuan tersendiri. Karena adanya batasan atau ketentuan itu, biaya perawatan untuk masalah psikologis mungkin tidak sepenuhnya ditanggung atau ruang lingkup perlindungannya lebih terbatas ketimbang penyakit fisik lainnya.

7. Penyakit epidemi

Penyakit epidemi alias wabah adalah penyakit yang penyebarannya terjadi dalam populasi yang luas dalam suatu wilayah hingga menembus batas negara. Contoh penyakit ini antara lain flu burung, SARS, MERS, ebola, dan Covid-19 yang muncul secara tiba-tiba dan bisa menyebar dengan cepat.

Biaya yang berkaitan dengan penyakit wabah bisa sangat tinggi, termasuk untuk melakukan pengujian atau pengetesan, perawatan di rumah sakit, pengobatan, serta karantina atau isolasi. Risiko keuangan yang tinggi ini bisa membebani perusahaan asuransi bila penyakit wabah ditanggung dalam polis standar.

8. Penyakit akibat bencana

Penyakit akibat bencana mengacu pada masalah kesehatan yang timbul sebagai dampak langsung ataupun tak langsung dari bencana alam seperti gempa bumi, banjir, badai, atau letusan gunung api. Contohnya gangguan pernapasan, trauma psikologis, infeksi, dan luka fisik.

Mirip dengan penyakit langka, risiko bencana alam seringnya tak bisa diukur secara akurat karena banyak faktor yang berpengaruh. Perusahaan asuransi pun kesulitan menghitung premi yang tepat sehingga tak memasukkan penyakit ini ke cakupan perlindungan standar.

9. Kecelakaan akibat olahraga ekstrem

Olahraga ekstrem umumnya melibatkan aktivitas yang berisiko tinggi, seperti melompat dari ketinggian, menembus kedalaman air laut, atau memanjat tebing. Contoh olahraga ekstrem adalah bermain skateboard, menyelam, panjat tebing, bungee jumping, berselancar, dan paralayang.

Karena tingginya tingkat risiko dari olahraga itu, kemungkinan terjadinya kecelakaan atau cedera serius amat besar. Itu sebabnya perlindungan asuransi umumnya tak mencakup risiko tersebut atau mungkin menyediakannya tapi dengan premi yang juga tinggi.

Itulah sejumlah penyakit yang umumnya tak masuk cakupan perlindungan asuransi kesehatan. Jadi harus berhati-hati ketika akan mendaftarkan diri ke asuransi. Ada baiknya menanyakan dulu ke pihak asuransi agar jelas di awal dan tak terjadi konflik saat akan mengajukan klaim di kemudian hari.

Ada kemungkinan penyakit langka dan sederet penyakit lainnya itu tak masuk polis standar, tapi perlindungannya tersedia dalam polis khusus. Bila tersedia, semua orang bisa mengaksesnya jika membutuhkan perlindungan atas risiko finansial penyakit yang perawatannya berbiaya tinggi itu.

Artikel Lainnya

Tips & Trik

6 Cara Menghadapi Krisis Finansial untuk Individu dan Keluarga

25 May 2023

Tips & Trik

Ini Alasan Beli Asuransi Bisa Bantu Raih Kemandirian Finansial

25 May 2023

Tips & Trik

Rekayasa Klaim Asuransi, Ini Konsekuensi yang Mesti Diketahui

25 May 2023

Tips & Trik

Asuransi Unit Link Menguntungkan, tapi Pahami Juga Risikonya

25 May 2023

Tips & Trik

7 Cara Mengatur Keuangan Pribadi Bagi Fresh Graduate

25 May 2023

Tips & Trik

Beli Rumah atau Bangun Rumah, Mana Lebih Baik?

25 May 2023