Hal yang Harus Disiapkan Sebelum Mengurus Sertifikat Tanah

22 September 2025

Sertifikat tanah merupakan dokumen resmi yang dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) sebagai bukti sah kepemilikan atau hak atas tanah. Memiliki sertifikat memberikan kepastian hukum, melindungi dari sengketa, serta memudahkan berbagai urusan seperti jual beli, pewarisan, hingga pengajuan kredit ke bank. Namun, sebelum mengurus sertifikat tanah, ada beberapa hal penting yang perlu dipersiapkan agar proses berjalan lancar.

1. Dokumen Identitas Diri

Langkah pertama adalah menyiapkan identitas pemilik tanah. Biasanya yang dibutuhkan berupa KTP dan Kartu Keluarga (KK). Pastikan data pada identitas sudah sesuai, seperti nama lengkap, alamat, maupun status kependudukan. Hal ini penting untuk menghindari kesalahan administrasi yang bisa memperlambat proses.

Baca juga: Perbedaan AJB dan Sertifikat Tanah dalam Jual Beli Properti

2. Bukti Kepemilikan Tanah

Bukti kepemilikan tanah bisa berupa girik, akta jual beli, surat hibah, atau dokumen lain yang sah menurut hukum. Dokumen ini menjadi dasar bahwa tanah memang benar milik Anda atau telah berpindah tangan secara resmi. Jika tanah diperoleh melalui warisan, biasanya dibutuhkan surat keterangan waris yang dilegalisasi.

3. Surat Keterangan dari Kelurahan/Desa

Sebelum mengajukan ke BPN, pemohon perlu meminta surat keterangan dari kantor kelurahan atau desa setempat. Surat ini berisi keterangan riwayat tanah, batas tanah, serta tidak adanya sengketa. Proses ini juga menjadi bagian dari verifikasi awal yang sangat penting.

4. Denah atau Peta Lokasi Tanah

Pemohon sebaiknya menyiapkan denah atau sketsa lokasi tanah. Meski nantinya akan dilakukan pengukuran resmi oleh petugas BPN, denah awal ini memudahkan verifikasi dan mempercepat proses administrasi. Pastikan pula batas tanah sudah jelas dan disepakati dengan pemilik lahan yang berbatasan langsung.

5. Biaya Administrasi

Mengurus sertifikat tanah memerlukan biaya resmi yang ditetapkan pemerintah, seperti biaya pengukuran, pendaftaran, dan penerbitan sertifikat. Menyiapkan dana sejak awal membantu menghindari keterlambatan pembayaran yang bisa menunda penerbitan dokumen. Pastikan hanya membayar sesuai ketentuan resmi agar terhindar dari pungutan liar.

6. Kesepakatan Batas dengan Tetangga

Salah satu hal yang sering menjadi kendala adalah sengketa batas tanah. Karena itu, penting melakukan pengecekan dan kesepakatan batas dengan pemilik lahan yang berbatasan. Jika perlu, buat berita acara atau tanda tangan persetujuan dari para tetangga untuk memperkuat bukti.

Baca juga: Hindari Calo! Urus Sertifikat Tanah Sendiri dengan Mudah

Mengurus sertifikat tanah memang membutuhkan waktu, ketelitian, dan kelengkapan berkas. Dengan persiapan yang matang, proses pengajuan ke BPN bisa berjalan lebih cepat dan minim hambatan. Dokumen identitas, bukti kepemilikan, surat keterangan desa, denah lokasi, hingga biaya administrasi adalah hal penting yang wajib disiapkan sejak awal. Sertifikat tanah tidak hanya sekadar dokumen legalitas, tetapi juga bentuk perlindungan hukum atas aset berharga yang Anda miliki.

Namun, kepemilikan sertifikat saja belum cukup untuk menjamin keamanan aset. Risiko seperti kebakaran, bencana alam, atau kejadian tak terduga lainnya bisa saja menimpa properti Anda. Karena itu, penting juga melengkapi perlindungan dengan asuransi. Homi Insurtech hadir untuk memberikan solusi perlindungan menyeluruh bagi Anda dan properti yang dimiliki, sehingga rasa aman tidak hanya berasal dari legalitas tanah, tetapi juga dari perlindungan terhadap berbagai risiko yang mungkin terjadi.